BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Perekonomian di Indonesia saat ini
memasuki ajang persaingan yang ketat dalam berbagai sektor yang ada. Hal ini
mendorong dunia usaha untuk meningkatkan efisiensi kerja dan mutu di bidang
usaha yang dikelolanya. Untuk meningkatkan mutu di bidang usaha yang di kelola
perusahaan harus tetap menjaga persediaan yang cukup agar kegiatan operasi
produksi dapat berjalan dengan lancer dan efisien.
Setiap perusahaan manufaktur selalu
memerlukan persediaan. Tanpa adanya persediaan para pengusaha akan dihadapkan
pada risiko bahwa perusahaannya pada suatu waktu tidak dapat memenuhi
permintaan para pelanggannya. Hal ini bias terjadi karena tidak selamanya
barang atau jasa tersediaa setiap saat. Hal ini perlu diperhatikan agar bahan baku yang dibutuhkan
hendaknya cukup tersedia sehingga apat menjamin kelancaran produksi.
Seperti hal nya pada UD Netral
Jaya, usaha ini bergerak dalam bidang industri yang menjual kayu dan berlokasi
di daerah Perkayon Raya – Bekasi. walaupun hanya industri kecil tetapi
kayu-kayu yang dipasarkan sudah sampai ke luar kota. Untuk itu agar kegiatan produksi tetap
lancar, UD Netral Jaya perlu mengoptimalkan persediaan kayu agar dapat
menyediakan persediaan kayu tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
Setelah mempunyai cukup referensi
yang di anggap bias mendukung maka penulis tertarik untuk mengambil judul “OPTIMALISASI PERSEDIAAN KAYU PADA UD NETRAL
JAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE EOQ”
1.2 Rumusan
Masalah
Dalam penelitian ini, rumusan masalah yang di
ungkapkan oleh penulis adalah sebagai berikut :
- Berapakah jumlah pembelian bahan baku kayu yang dilakukan perusahaan?
- Berapakah jumlah persediaan bahan baku kayu yang optimal pada UD Netral Jaya dengan metode EOQ?
1.3 Batasan
Masalah
Pada penulisan ini penulis membatasi pada
persediaan kayu tahun 2008, karena pada UD Netral Jaya penjualan kayu setiap
tahunnya selalu meningkat. Untuk itu penulis ingin menerapkan metode EOQ dalam
perhitungan persediaan kayu agar UD Netral Jaya dapat menyediakan perseiaan
kayu tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan
1.4 Tujuan
Masalah
- Menentukan berapa jumlah pembelian bahan baku kayu yang harus dilakukan perusahaan
- Menentukan jumlah persediaan bahan baku kayu yang optimal dengan menggunakan metode EOQ
1.5 Manfaat
Penelitian
- Dapat membantu penulis memperdalam materi yang telah diajarkan selama perkuliahan, serta menerapkan ilmu yang telah di dapat dalam dunia nyata.
- Dapat membantu perusahaan dalam mengoptimalkan persediaan bahan baku
- ddapat membantu perusahaan dalam mengambil langkah untuk evaluasi yaitu perbaikan dan kemajuan perusahaan kedepan dilihat dari pengaruh pesanan terhadap persediaan barang
- Dapat dujadikan acuan bai penulis lain bila ingin melakukan penelitian sejenis.
1.6 Metode
Penelitian
Dalam menyusun penulisan ilmiah ini, penulis
membutuhkan data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif untuk mendapatkan
data tersebut penulis melakukan metode antara lain
1.6.1 Objek Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis
mengambil objek penelitian pada UD Netral Jaya yang didirikan oleh Ibu
Mutmainah dan berlokasi di Pekayon Raya Jl. Swatantra II No.39 Bekasi Selatan
17423.
1.6.2 Data/Variabel yang digunakan
Dalam penulisan ini dibutuhkan data
yang relevan sehingga dalam pengumpulan datanya penulis telah melakukan beberapa
cara untuk memperolehnya. Data tersebut antara lain :
1.Data Primer
Data Primer yaitu mengadakan peninjauan
langsung ke lokasi yang berhubungan
dengan objek penelitian untuk mendapatkan ata-data yang dibutuhkan selama
penulisan ini.
2. Data Sekunder
Data Sekunder yaitu dengan membaca buku-buku
yang ada kaitannya engan penelitian ini dan juga ari catatan yang diberikan
dosen pada saat perkuliahan.
1.6.3 Teknik
Pengumpulan Data
Teknik
pengumpulan data yang digunakan penulis antara lain :
1.Penelitian (observasi)
Penulis melakukan peninjauan langsung ke
lapangan untuk melihat,mendengar, dan mencatat data-ddata yang dibutuhkan dalam
penulisan ini.
2.wawancara (interview)
penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan atau
wawancara kepada pimpinan perusahaan,karyawan,serta pihak yang terkait dalam
penulisan ini.
1.7 Alat
Analisis yang digunakan
Alat analisis yang digunakan dalam penulisan
iliah ini adalah metode manajemen persediaan yaitu Economic Order Quantity
(EOQ).
Rumus
:
Dimana :
D = penggunaaan atau
permintaan yang diperkirakan per periode
waktu
S = Biaya pemesanan per pesanan
H = biaya
penyimpanan per unit pertahun
1.8
Sistematika Penulisan
Berdasarkan data yang diperoleh maka penulis menyajikan sistematika
penulisan sebagai berikut :
BAB I Pendahuluan
Bab ini menjelaskan tetang latar belakang
masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, metodologi
penulisan dan sistematika penulisan.
BAB II Landasan Teori
Pada
bab ini berisi tentang pengertian persediaan, faktor-faktor yang mempengaruhi
persediaan bahan baku, pengendalian persediaan, fungsi dan tujuan pengendalian
persediaan.
BAB III Gambaran Umum Perusahaan
Mengemukakan sejarah dan
berkembangnya perusahaan dan struktur organisasi perusahaan.
BAB IV Pembahasan
Menjelaskan tentang analisa pemecahan masalah
BAB V Penutup
Pada bab
terakhir ini penulis akan menguraikan kesimpulan-kesimpelan dari
pembahasan-pembahasan yang telah dibuat beserta saran-saran dari pembahasan
tersebut.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Peresediaan
pengertian persediaan menurut Freddy Rangkuti (2004:3) adalah bahan
-bahan, bagian yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat
dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk
yang disediakan untuk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap
waktu.
Pengertian persediaan menurut Suyadi Prawirosentono (2007:60) adalah kekayaan lancar yang
terdapat dalam perusahaan dalam bentuk persediaan bahan mentah (bahan baku/raw material), barang
setengah jadi (work in process) dan barang jadi (finished goods)
Pengertian persediaan menurut Teguh Baroto (2002:42) adalah bahan mentah, barang dalam proses (work in process), barang jadi, bahan
mentah, bahan pelengkap, komponen yang disimpan dalam antisipasinya terhadap
pemenuhan permintaan.
Persediaan (inventory) secara umum di definisikan
sebagai bahan-bahan yang disediakan, dan bahan-bahan dalam proses yang terdapat
dalam perusahaan untuk proses produksi, serta barang-barang jadi atau produk
yanh disediakan untyk memenuhi permintaan dari konsumen atau pelanggan setiap
waktu.
Pengertian bahan baku
menurut Suyadi Prawirosentono (2007:61)
adalah bahan utama dari suatu produk atau barang.
Bahan
baku penolong
adalah bahan yang menolong terjadinya suatu barang.
Barang
setengah jadi adalah barang yang masih dalam proses pembuatan.
Barang jadi
adalah barang yang telah siap digunakan atau dipakai atau dikonsumsi oleh
konsumen.
2.2 Ruang Lingkup dan Fungsi Pengelolaan Persediaan
2.2.1 Ruang lingkup persediaan perusahaan
Persediaan
yang terdapat di dalam perusahaan merupakan bagian dari asset (kekayaan)
perusahaan. Oleh karena itu asset merupakan bagian dari kekayaan maka pimpinan
perusahaan sangat berkepentingan untuk memantaunya. Pemantauan ini bertujuan
untuk menjaganya dari kehilangan dan menjaganya agar selalu tersedia sesuai
dengan kebutuhan perusahaan.
2.2.2 Fungsi pengelolaan persediaan agar perusahaan dagang
dapat memenuhi permintaan pembeli. Umtuk perusahaan industri persediaan bahan baku dan barang dalam
proses bertujuan untuk memperlancar kegiatan produksi. Sementara itu persediaan
barang jadi dimaksudkan untuk memenuhi permintaan pasar. Persoalan persediaan
yang perlu dipecahkan adalah bagaimana perusahaan mampu memprediksi dengan
tepat kebutuhan akan bahan baku
dan juga barang jadi, dan bagaimana perusahaan dapat menyediakaan persediaan
tepat pada waktunya sesuai dengan jumlah yang diperlukan.
2.3 jenis-jenis persediaan
2.3.1. jenis persediaan menurut fungsinya
1. Batch
Stock/Lot Size Inventory
persediaan yang diadakan karena kita membeli atau membuat
bahan-bahan atau barang-barang dalam jumlah yang lebih besar dan pada jumlah
yanh dibutuhkan saat itu.
Keuntungannya :
a.
potongan harga pada harga pembelian
b.
efisiensi produksi
c.
penghematan biaya angkutan
2. Fluctuation Stock
persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan konsumen yang tidak dapai diramalkan.
3.
Anticipation Stock
persediaan yang diadakan untuk menghadapi fluktuasi
permintaan yang dapat diramalkan berdasarkan pola musiman yang terdapat dalam
satu tahun dan untuk menghadapi penggunaan penjualan atau permintaan yang
meningkat.
2.3.2 Jenis-Jenis Persediaan Fisik
setiap jenis
persediaan memiliki karakteristik tersendiri dan cara pengelolaan yang berbeda.
Persediaan dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.
1. persediaan bahan mentah (raw
material) yaitu persediaan barang-barang berwujud, seperti besi,kayu,serta
komponen-komponen lain yang digunakan dalam proses produksi.
2. persediaan komponen-komponen
rakitan (purchased parts/components), yaitu persediaan barang-barang yang
terdiri dari komponen-komponen yang diperoleh dari perusahaan lain yang secara
langsung dapat dirakit menjadi suatu produk.
3. persediaan bahan pembantu atau
penolong (supplies), yaitu persediaan barang-barang yang diperlukan dalam
proses produksi tetapi bukan merupakan bagian atau komponen barang jadi.
4. persediaan barang dalam proses
(work in process), yaitu persediaan barang-barang yang merupakan keluaran dari
tiap-tiap bagian dalam proses produksi atau yang telah di olah menjadi suatu
bentuk tetapi masih perlu diproses lebih lanjut menjadi barang jadi.
5. persediaan barang jadi (finished
goods), yaitu persediaan barang-barang yang telah selesai diproses atau diolah
dalam pabrik dan siap dijual atau dikirim kepada pelanggan.
2.4 Fungsi-fungsi Persediaan
1. Fungsi Decoupling
adalah
persediaan yang memungkinkan perusahaan dapat memenuhi permintaan pelanggan
tanpa tergantung pada supplier. Persediaan bahan mentah diadakan agar
perusahaan tidak akan sepenuhnya tergantung pada pengadaannya dalam hal
kuantitas dan waktu pengiriman. Persediaan barang dalam proses diadakan agar
departemen-departemen dan proses-proses individual perusahaan terjaga
kebebasannya. Persediaan barang jadi diperlukan untuk memenuhi permintaan
produk yang tidak pasti dari para pelanggan. Persediaan yang diadakan untuk
menghadapi fluktuasi permintaan konsumen yang tidak dapat diperkirakan atau
diramalkan disebut fluctuation stock.
2. Fungsi Economic Lot Sizing
persediaan lot size ini perlu mempertibangkan
penghematan atau potongan pembelian, biaya pengangkutan per unit menjadi lebih
murah dan sebagainya. Hal ini disebabkan perusahaan melakukan pembelian dalam
kuantitas yang lebih besar dibandingkan biaya-biaya yang timbul karena besarnya
persediaan (biaya sewa gudang,investasi,risiko dan sebagainya).
3. Fungsi Antisipasi
apabila perusahaan menghadapi fluktuasi permintaan yang
dapat diperkirakan dan diramalkan berdasar pengalaman atau data-data masa lalu,
yaitu permintaan musiman. Dalam hal ini perusahaan dapat mengadakan persediaan
musiman (seasional inventories).
2.5 Kegunaan Persediaan
menurut Suyadi
Prawirosentono (2001:69) kegunaan persediaan yang diadakan mulai dari yang
berbentuk bahan mentah, barang setengah jadi sampai dengan barang jadi, antara
lain sebagai berikut :
a.
mengurangi resiko keterlambatan datangnya bahan-bahan
yang dibutuhkan untuk menunjang proses produksi perusahaan.
b.
Mengurangu risiko penerimaan bahan baku yang dipesan tetapi tidak sesuai dengan
pesanan sehingga harus dikembalikan.
c.
Menyimpan bahan atau barang yang dihasilkan secara
musiman (seasonal) sehingga dapat digunakan seandainya pun bahan atau barang
itu tidak tersedia di pasaran.
d.
Mempertahankan stabilitas operasi produksi perusahaan,
berarti menjamin kelancaran proses produksi.
e.
Upaya penggunaan mesin yang optimal karena terhindar
dari terhentinya operasi produksi karena ketidakadaan persediaan (stock out).
f.
Memberikan pelayanan kepada pelanggan secara lebih
baik. Barang cukup tersedia dipasaran agar ada setiap waktu diperlukan. Khusus
untuk barang yang dipesan (job order), barang dapat selesai pada waktunya
sesuai dengan yanf dijanjikan (delivery date).
2.6 Biaya-Biaya Persediaan
untuk pengambilan keputusan penentuan besarnya jumlah
persediaan, biaya-biaya variable berikut ini harus dipertimbangkan.
1. biaya penyimpanan (holding cost atau carrying
cost), yaitu terdiri dari atas
biaya-biaya yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan. Biaya
penyimpanan per periode akan semakin besar apabila kuantitas bahan yang dipesan
semakin banyak atau rata-rata persediaan semakin tinggi. Biaya-biaya yang
termasuk sebagai biaya penyimpanan adalah :
a. biaya fasilitas-fasilitas penyimpanan
(termasuk penerangan,pendingin ruangan dan sebagainya)
b. biaya modal (opportunity cost of
capital), yaitu alternative pendapatan atas dana yang di investasikan dalam
persediaan.
c. Biaya keusangan
d.
Biaya
penghitungan fisik
e. Biaya asuransi persediaan
f. Biaya pajak persediaan
g. Biaya pencurian, pengrusakan, atau
perampokan.
h. Biaya penanganan persediaan dan
sebagainya
Biaya-biaya tersebut di atas merupakan variable apabila
bervariasi dengan tingkat persediaan. Apabila biaya fasilitas penyimpanan
(gudang) tidak variable, tetapi tetap. Maka tidak dimasukkan dalam biaya
penyimpanan per unit.
2. biaya pemesanan atau pembelian (ordering cost atau
procurement cost). Biaya- biaya ini
meliputi :
a.
pemrosesan pesanan dan biaya ekspedisi
b.
upah
c.
biaya telepon
d.
pengeluaran surat
menyurat
e.
biaya pengepakan dan penimbangan
f.
biaya pemeriksaan penerimaan
g.
biaya pengiriman ke gudang
h.
biaya utang lancer dan sebagainya.
Pada umunya, biaya perpesanan (diluar biaya bahan dan
potongan kuantitas) tidak naik apabila kuantitas pesanan bertambah besar.
Tetapi, apabila semakin banyak komponen yang di pesan setiap kali pesan jumlah
pesanan per periode turun, maka biaya pemesanan total akan turun. Ini berarti,
biaya pemesanan total per periode sama dengan jumlah pesanan yang dilakukan
setiap periode dikalikan biaya yang harus dikeluarkan setiap kali pesan.
- biaya penyiapan (manufacturing) atau set-up cost. Hal ini terjadi apabila bahan-bahan tidak dibeli tetapi diproduksi sendiri dalam pabrik perusahaan, perusahaan menghadapi biaya penyiapan (set-up cost) untuk memproduksi komponen tertentu. Biaya-biaya ini terdiri dari :
- biaya mesin-mesin menganggur
- biaya persiapan tenaga kerja langsung
- biaya penjadwalan
- biaya ekspedisi dan sebagainya.
Seperti
halnya biaya pemesanan, biaya penyiapan total per periode sama dengan biaya
penyiapan dikalikan jumlah penyiapan per periode.
- biaya kehabisan atau kekurangan bahan (shortage cost) adalah biaya yang timbul apabila persediaan tidak mencukupi adanya permintaan bahan. Biaya-biaya yang termasuk biaya kekurangan bahan adalah sebagai berikut :
- kehilangan penjualan
- kehilangan pelanggan
- biaya pemesanan khusus
- biaya ekspedisi
- selisih harga
- terganggunya operasi
- tambahan pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya.
2.8 Faktor-faktor Penentu atas Persediaan
2.8.1 Faktor-faktor Dominan
Terdapat
beberapa factor yang menentukan besarnya persediaan yang harus diadakan, di
mana faktor-faktor tersebut saling bertautan satu sama lain. Factor-faktor
dominant yang dimaksud adalah sebagai berikut :
1.
perkiraan pemakaian bahan
penentuan besarnya persediaan bahan yang diperlukan harus sesuai dengan
kebutuhan pemakaian bahan tersebut dalam suatu periode produksi tertentu.
Perencanaan pemakaian bahan baku
pada suatu periode yang lalu (actual usage) dapat digunakan untuk memperkirakan
kebutuhan bahan, alasannya adalah bahwa pemakaian bahan periode lalu merupakan
indicator tentang penyerapan bahan oleh proses produksi. Dengan demikian bila
kondisinya sama berarti pada periode yang akan dating dapat ditentukan besarnya
persediaan bahan baku
bersangkutan.
2.
Harga Bahan
Harga bahan yang diperlukan merupakan factor lainnya yang dapat
mempengaruhi besarnya persediaan yang harus diadakan. Harga bahan ini bila
dikalikan dengan jumlah bahan yang diperlukan merupakan kebutuhan modal yang
harus disediakan untuk membeli persediaan tersebut.
3.
biaya persediaan
terdapat beberapa jenis biaya untuk menyelenggarakan persediaan bahan.
Adapun jenis biaya persediaan adalah biaya pemasaran (biaya order) dan biaya
penyimpanan bahan gudang.
4.
Waktu Menunggu pesanan (lead time)
Waktu menunggu pesanan (lead time) adalah waktu antara tenggang waktu
sejak pesanan dilakukan sampai dengan saat pesanan tersebut masuk ke gudang.
Waktu tenggang ini merupakan salah satu factor yang perlu di perhatikan agar
barang atau bahan yang dipesan datang tepat pada waktunya.. artinya jangan
sampai terjadi kehabisan bahan di gudang.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
Usaha
perseorangan merupakan salah satu bentuk yang banyak sekali di pakai di Indonesia,
bentuk ini biasanya dipakai untuk kegiatan usaha kecil atau pada saat permulaan
mengadakan kegiatan usaha. Usaha perseorangan ini dimiliki oleh seseorang dan
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap semua risiko dan kegiatan perusahaan.
Dalam
penelitian ini, penulis mengambil objek penelitian pada usaha dagang atau
industri kecil yang bernama UD.NETRAL JAYA yang didirikan oleh ibu Mutmainah
dan berlokasi di Jl.Pekayon Raya No.39 Jatiasih Bekasi.
Usaha ini didirikan pada tahun
1999 dan merupakan cabang dari UD.NETRAL JAYA yang terletak di daerah Bintara
yang sudal lebih dulu didirikan. Usaha ini didirikan karena meneruskan usaha
orang tua yang didirikan sendiri dan sekarang ini menjadi usaha yang mengalami
perkembangan yang pesat dan sudah memiliki tiga cabang salah satunya yaitu yang
terletak di daerah Pekayon Raya yang menjadi objek penelitian penulis.
Kegiatan utama dari UD.NETRAL JAYA. Adalah mnyediakan
kayu yang terdiri dari kayu kaso, kayu kamper, kayu jati belanda dan kayu
meranti. Karena UD.NETRAL JAYA ini merupakan industri kecil sehingga hanya
memiliki dua karyawan, tetapi walaupun hanya memiliki dua karyawan kayu yang di
jual UD.NETRAL JAYA sudah di pasarkan sampai keluar kota. Usaha ini didirikan dengan tujuan utama
sebagai penghasilan pokok keluarga dan diharapkan mempunyai prospek kedepan.
3.2 Data/Variabel yang digunakan
Dalam penulisan ini di butuhkan data yang
relevan sehingga dalam pengumpulan datanya penulis telah melakukan beberapa
cara untuk memperolehnya. Data tersebut antara lain :
3.2.1 Data Primer
Data Primer adalah mengadakan peninjauan langsung ke lokasi yang
berhubungan dengan objek penelitian untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan
selama penulisan ini.
3.2.2 Data Sekunder
Data Sekunder adalah dengan membaca buku-buku yang ada
kaitannya dengan penelitian ini dan juga dari catatan yang diberikan dosen pada
saat perkuliahan.
3.3
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang
digunakan penulis antara lain :
3.3.1 Penelitian (observasi)
Penulis melakukan peninjauan langsung ke lapangan untuk
melihat, mendengar, dan mencatat data-data yang dibutuhkan dalam penulisan ini.
3.3.2 Wawancara (interview)
Penulis mengajukan pertanyaan-pertanyaan dan wawancara
kepada pimpinan perusahaan, karyawan, serta pihak yang terkait dalam penulisan
ini.
Kajian Penelitian Sejenis
1. Nama
: Sundityo Cahyadi
Npm : 11200784
Jurusan : Manajemen
Pembimbing : Lies Handrijaningsih,SE.,MM
Judul : Pengendalian Persediaan
Bahan Baku
Dengan Metode EOQ Perusahaan Roti Mayan
Bakery
Kesimpulan :
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah dilakukan, maka hasil perhitungan EOQ pada perusahaan Roti Mayan
Bakery di peroleh kesimpulan tingkat EOQ dalam pemesanan bahan baku tepung
terigu adalah sebesar Rp 8250787,777 atau setara dengan 2993 kg dengan
frekuensi pemesanan sebanyak 3 kali per bulan. Tingkat Reorer Point atau titik
pemesanan kembali bahan baku tepung terigu
adalah ketika jumlah persediaan mencapai titik 432 kg dengan tingkat Safety
Stock atau persdiaan penyelamat bahan baku
tepung terigu yang paling dianjurkan adalah sebesar 216 kg
2. Nama : Tria Ekawati
Npm : 11203041
Jurusan : Manajemen
Pembimbing : Syahrudin,SE.,MM
Judul : Pengendalian Perseiaan
Bahan Baku
Kacang Kedelai
dengan
Metode EOQ pada UD. Pak Anwar.
Kesimpulan :
Setelah
menguraikan pmbahasan terhadap usaha penelitian persediaan bahan baku kacang kedelai, maka dapat disimpulkan berapa jumlah
persediaan bahan baku
untuk setiap kali pesan. Metode yang digunakan dalam pengendalian persediaan
bahan baku ini
adalah metode EOQ dan ROP. Dengan metodw EOQ dapat terlihat jumlah pemesanan
kacang kedelai yamg paling ekonomis adalah sebesar 124 karuns setiap kali pesan
dan dilakukan dengan13,55 kali pesan dengan total biaya sebesar rp 870.576
sedangkan waktu atau saat diadakan pemesanan kembali pada saat persediaan
tinggal 7 karung
3.4 Alat analisis yang digunakan
alat analisis
yang digunakan dalam penulisan ini adalah metode manajemen persediaan yaitu
Economic Order Quantity (EOQ). Di dalam EOQ juga terdapat perhitungan pemesanan
kembali (ROP) dan persediaan penyelamat (safety stock).
3.4.1 Economic Order Quantity (EOQ
Model penyeimbangan agar perusahaan tidak mengalami kerugian
akibat dari investasi yang terlalu besar atau terlalu kecil di dalam persediaan
adalah Economic Order Quantity (EOQ). Apabola perusahaan memiliki jumlah
persediaan yang besar untuk jumlah kenutuhan yang sama dalam suatu periode maka
perusahaan tidak perlu melakukan pembelian berulang-u;ang dan akan menghemat
biaya pembelian, akan tetapi akibat dari itu perusahaan akan menanggung biaya
penyimpanan yang besar atau terlalu tertinggi. Oleh karena itu perlu dicari
pada jumlah pembelian bahan berapa yang akan membuat biaya persediaan terkeci;.
Jadi EOQ adalah jumlah bahan yang dapat di peroleh dengan biaya minimal atau
jumlah pembelian yang optimal.
RUMUS :
Dimana :
D :
penggunaaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu
S : biaya pemesanan per pesanan
H :
biaya penyimpanan per unit pertahun
3.4.2 Reorder
Point (ROP)
Reorder Point
adalah saat harus diadakan pesanan kembali sedemikian rupa sehingga kedatangan
barang yang di pesan itu tepat pada waktu persediaan di atas safety stock sama
dengan nol. Dalam penentuan reorder point hal yang diperhatikan adalah :
a.
penggunaan material selama tenggang waktu mendapatkan
barang (procurement leadtime)
b.
besarnya safety stock
procurement lead
time adalah waktu yang meliputi saat dimulainya pelaksanaan usaha-usaha yang
diperlukan untuk memesan barang, sampai barang tersebut dapat diterima dan
ditempatkan digudang.
Rumus :
=
D X L + SAFETY STOCK
Dimana :
L = Lead Time
3.4.3 safety stock
Perlukah cadangan
persediaan penyelamat (safety stock) untuk setiap perusahaan? Jawabannya adalah
belum tentu! Artinya, belum tentu setiap perusahaan memerlukan cadangan
penyelamat (safety stock/buffer stock dalam rangka penyediaan persediaan
bahannya). Apabila antara penggunaan bahan dan datangnya bahan yang dipesan
selalu tepat waktunya sehingga tidak mungkin kehabisan bahan (out of stock),
berarti perusahaan ini tidak memerlukan cadangan penyelamat/cadangan besi
buffer stock/safety stock.
RUMUS :
=
D X L
Dimana :
D :
penggunaaan atau permintaan yang diperkirakan per periode waktu
L : Lead Time
TC
= H Q
+ S D
2
Q
Volume Pesanan : D
EOQ
Interval Waktu Pemesanan :
EOQ X
Hari Kerja
3.4.4
Metode Coba – coba
Untuk menghitung EOQ dapat dilakukan
dengan metode coba – coba (Trial and Error), dan menggunakan formula atau rumus
tertentu. Metode trial and error menggunakan pendekatan berdasarkan ongkos
(basic cost) sehingga jika hasilnya digambarkan dalam bentuk grafik akan
menunjuikkan hubungan antara ordering cost, caryying cost dan total cost. Dan
EOQ akan terlihat pada total cost terendah.
Dalam metode ini dilakukan percobaan
perhitungan dengan beberapa frekuensi pembelian yang berbeda sampai diperoleh
jumlah pembelian yang menghasilkan biaya penyimpanan dan biaya pemesanan yang
optimal atau dengan kata lain pembelian yang paling ekonomis. Rumus yang
digunakan dalam metode coba – coba (trial and error) frekuensi pembelian dalam
1 periode = Biaya penyimpanan + Biaya pemesanan
3.5 Asumsi-asumsi yang harus diterapkan
dalam EOQ :
1. permintaan akan prodek adalah konstan,
seragam dan diketahui
2. harga per unit produk adalah konstan
3. biaya penyimpanan per unit adalah konstan
4. biaya pemesanan perpesanan adalah konstan
5. waktu antara pesanan dilakukan dan barang-barang
di terima adalah konstan
6. tidak terjadi kekuranan barang (back order).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar